NORBERT ELIAS
oleh : Sesmi Desmiwati
BIODATA
SINGKAT
1. Nama:
Norbert Elias (1897–1990), pemikir Sosiologi dari Breslau Jerman.
2. Berasal
dari keluarga pengusaha kecil, dimana kedua orangtua nya berdarah Yahudi.
3. Mendapat
pendidikan di bidang: Kedokteran dan Filsafat, Sosiologi.
4. Latar
belakang karir:
§ asisten
akademik Karl Mannheim di Departemen Sosiologi milik Mazhab Frankfurt yang
diketuai Max Horkheimer,
§ mengajar di Universitas Leicester (1954-1962).
§ Professor
di Universitas Ghana (1962-1965)..
5. Latar pemikirannya:
§ Etos
perjenjangan yang terjadi di kalangan Borjuis,dimana kalangan istana hidup
berfoya-foya. Dan menyebabkan banyak di antara mereka jatuh miskin.
§ Sejarah
adat istiadat Eropa Barat sejak akhir Abad pertengahan sampai periode
Victorian, dan proses terbentuknya Negara, juga di Eropa sejak zaman kegelapan.
§ Cara
orang barat menggunakan kata peradaban, namun mereka lupa akan proses
pemberadaban. Sehingga mereka berniat untuk hanya “memberadabkan” kaum pribumi
di negeri jajahan yang terjadi pada abad ke 19.
PARADIGMA
PEMIKIRAN ELIAS
1. Manusia
harus berfikir dalam kerangka hominess
aperti “manusia-manusia terbuka”.
2. Manusia
tidak akan bisa hanya “memberadabkan”, apabila proses pemberadaban itu sendiri
di abaikan.
3. Terbentuknya
Negara hanyalah satu proses yang bertalian dengan proses-proses lainnya
sehingga merangkum individu-individu dalam suatu jaringan kesalingtergantungan
yang semakin kompleks.
SUMBANGAN
UTAMA DARI ELIAS
1. Membantu
mendirikan departemen sosiologi yang besar dan berpengaruh,dimana Anthony
Giddens termasuk salah satu kolega yuniornya. Terutama bagi para sosiolog
Jerman,dan khususnya terhadap Mazhab Amsterdam dan Mazhab Frankfurt.
2. Terkenal
karena teorinya tentang “proses-proses pemberadaban”(civillising processes).
3. Pandangan
utamanya tentang figurasi terkait dengan gagasan bahwa individu terbuka,dan
terkait dengan individu lainnya.
KARYA
ELIAS
Yang paling terkenal adalah: The
Civilising Process(1939).vol.1: The History of Manners,vol.2: State Formation
and Civilisation, dan karya lainnya adalah buku yang berjudul The Court
Society(1969).
KEPUSTAKAAN
Teori Sosiologi, George Ritzer dan
Douglas J. Goodman.
Teori-Teori Sosial, Peter Beilharz. http://www.NorbertEliasTeoriModern.12573143//
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RANDALL COLLINS THEORETICAL FRAMEWORK
oleh Mega MArselia
Biodata singkat
1.
Nama: randall Collins
2.
Berasal dari keluarga: inteligen militer
3.
Mendapat pendidikan di bidang:sastra,
matematika,filsafat,hubungansosial(sosiologi,psikologisosialdanantropologi
4.
Penganut aliran: non positivisme
5.
Latar pemikirannya:
·
Focus sosiologi mikro radikal adalah mata
rantai dan ritual interaksi
·
Sosiologi mikro radikal, pengalaman interaksional
individu yang saling silang satu sama lain bersamaan dengan alirannya
·
Menolak level mikro ekstrem pemikiran dan
tindakan (perilaku) dan bersikap kritis terhadap teori ( seperti fenomenologi dan
teori pertukaran)
·
Menghilangkan terminology norma dari teori
sosiologi
Paradigma pemikiran Collins
1. Dalam teori
konflik dia berkeyakinan tidak ada identitas yang didalamnya objektif seperti hak
milik dan kewenangan hanya ada diwaktu-waktu tertentu
2. Bahwa hanya
orang yang melakukan segalanya, struktur, organisasi, kelas dan masyarakat tidak
pernah melakukan apapun
3. Bahwa fenomena
makro dapat diterjemahkan menjadi kombinasiperistiwa-peristiwa mikro
4. Bahwa struktursosialdapat
diterjemahkan secara empiris menjadi pola-pola interaksi interaksi mikro
repetitive
Sumbangan utama dari Collin
1. Memberikan
posisi penting pada level makro, menunjukkan bahwa segala hal yang makro terdiri dari hal-hal mikro dan sebaliknya
serta menunjukkan pendekatan yang lebih dialeks terhadap hubungan mikro-makro
2. upaya
yang koheren untuk membangun kembali sosiologi makro dari landasan mikro empiris
radikal adalah langkah krusial kearah sosiolog terbaik
·
teori sosiologi (George ritzerdouglas j
goodman)
·
conflict sociology(1975)
·
the credential society(1979) untuk menjelaskan status
inflasi dari system yang tengah kita hadapi
kepustakaan:
teori
sosiologi, George Ritzer & Douglas J. Goodman.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SAMIR AMIN (1931- ….)
oleh Ummi Salamah
Samir Amin adalah seorang penganut
marxis yang juga merupakan tokoh besar anti-kapitalisme dan anti-imperialisme.
Hal ini menyebabkan beliau di daulat menjadi ketua dari Third World Forum dan
juga sebagai pimpinan utama dari World Forum of Alternatives. Ia juga telah
lama dikenal sebagai guru besar ilmu ekonomi politik, ia mengajar di
Universitas Poitiers di Perancis, juga di Dakar, Senegal.
Biodata Singkat:
1. Nama:
Samir Amin, lahir di Kairo, Mesir pada 3 September 1931. Ayahnya adalah orang
Mesir sementara ibunya orang Perancis.
2. Pendidikan:
sejak kecil hingga remaja ia belajar di sekolah Perancis di Port Said(Mesir),
kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Perancis dan mendapatkan diploma PhD
ilmu politik tahun 1952, diploma ilmu statistic tahun 1956, serta ilmu ekonomi
tahun 1957.
3. Saat
ini ia tinggal di Dakar, Senegal dan sering mondar-mandir antara Senegal,
Mesir, dan Perancis.
Sumbangan Pemikiran Samir Amin:
1. Samir
Amin menawarkan poli-sentralitas sebagai sebuah alternative terhadap
pengecualian terhadap neo-liberal dan polarisasi pembangunan, yang juga dikenal
sebagai maldevelopment.
2. Ia
juga meninjau kembali gagasan globalisasi polisentris dan berpendapat bahwa
diperlukan upaya untuk memperbaharui kembali persfektif sosialisme global agar
manusia mencapai era proyek globalisasi alternative yang manusiawi.
3. Ia
berpendapat bahwa kapitalisme sudah usang karena telah memasuki kondisi
kekacauan permanen, memicu transisi panjang terhadap sosialisme atau malapetaka
dan bunuh diri kemanusiaan.
4. Aplikasi
kritis dan inovatif teori marxis klasik akan menjelaskan keterbelakangan atau
kekeliruan pembangunan (maldevelopment) sebagai fenomena yang dibentuk oleh
system kapitalis, mengimplikasikan bahwa nasib Negara-negara terbelakang tidak
dapat dipisahkan dari pembangunan di dunia kapitalis.
5. Keterbelakangan
pembangunan merupakan produk neo-kolonialisme sebagaimana ditransformasikan selama
dekade-dekade akhir abad ke-20 ke dalam apa yang digambarkannya sebagai
kapitalisme neo-liberal global, yang membawa lambing dan asal usul keusangan
kapitalisme.
6. Ketidakberhubungan
dalam dunia yang poli-sentris dan meregional didasarkan pada kerjasama antara
Negara-negara autosentris yang mampu mengarahkan perekonomian mereka agar tidak
terkejar oleh kapitalisme usang tetapi untuk menciptakan alternative bagi
hegemoninya yang terbaik dan mempercayai kematian yang terburuk.
7. Transformasi
tatanan global saat ini dimungkinkan hanya melalui pembangunan konvergensi di
dalam keanekaragaman pada suatu masyarakat dengan keadilan global dimana
pergerakan social menciptakan ruang bagi partisipasi masyarakat.
8. Ia
juga mempunyai teori mengenai pertukaran yang tak seimbang (unqual exchange)
dalam skala global.
9. Menurut
Samir Amin, Negara-negara bekas jajahan yang sedang berkembang harus bisa
belajar dari perekonomian Negara-negara industry maju kini pada awal
pembangunannya, yaitu membagi strategi pembangunan menjadi dua tahap.
Tahap pertama, mempokuskan prioritas
pada produksi barang-barang kebutuhan missal, tahap kedua baru produksi
komoditi ekspor dan barang-barang kebutuhan sekunder dan menengah ke atas.
10. Ia
juga ikut memperkuat thesis ketergantungan. Dalam kajian thesis ketergantungan
Samir Amin mengemukakan sembilan thesis utama.
Karya-karya Samir Amin:
1. The
Maghreb in the Modern Word(1970)
2. Migrasi
Modern di Afrika Barat(1972), studi yang dipresentasikan dan didiskusikan pada
seminar Afrika Internasional ke-11
3. Neo-colonialisme
in West Africa (1973)
4. The
Arab Nation: Nationalism and Class Struggle(1976)
5. Imperialism
and Unequal Development(1977)
6. The
Arab Economy Today (1980)
7. Maldevelopment:
Anatomy of a Global Failure (1990)
8. Transforming
the Revolution: Sosial Movementsand the World System (1990)
9. The
Future Maoism (1981)
10. Capitalism
in the Age of Globalisation (1997)
11. Specters
of Capitalism: A Critique of Current Intellectual Fashions (1998)
12. Obsolescent
of Capitalism: Contemporary Politics and Global Disorder (2003)
Kesimpulan
Samir Amin adalah seorang pemikir
marxis yang selama ini sering menelukan karya-karya besar tentang hokum,
masyarakat sipil, sosialisme, pembangunan ekonomi di Negara-negara Afrika dan Negara-negara Arab
atau Islam. Dia juga dikenal sebagai seorang pengkritik kuat kapitalisme,
seorang ekonom politik radikal, dan salah satu penyokong fanatic aktivitas anti-globalisasi.
Umumnya ia menerapkan teori-teori pembangunan marxis dalam usaha menjelaskan
konsekuensi ekonomi kapitalis, pembangunan politik, budaya militer serta
ekspansi ke Negara-negara berkembang.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
THOURSTEIN VEBLEN (1857-1929)
oleh Najla Anissa Fatin
Thorstein Veblen dan Karya-karyaya
Tourstein Veblen (1857-1929) Veblen dilahirkan
dari keluarga petani di Cato, Wisconsin
, dari Amerika Norwegia
orang tua yang telah berimigrasi dari Norwegia. Ia menghabiskan sebagian besar
masa mudanya di peternakan keluarganya di Nerstrand, Minnesota
; Farmstead yang
sekarang menjadi National Historic Landmark.
Ia merupakan
pakar ekonomi yang paling menonjol dalam memberikan reaksi terhadap pola dasar
pemikiran ekonomi mazhab Klasik dan Neo-Klasik, dengan pemikirannya sendiri,
dengan menggabungkan perspektif evolusi Darwin dan pendekatan institusionalis
baru untuk analisis ekonomi. Ia menggabungkan sosiologi dengan ekonomi dalam
karya, Teori Kelas Kenyamanan (1899), dengan alasan ada perbedaan
mendasar antara produktivitas dari "industri," dijalankan oleh
insinyur, yang memproduksi barang, dan parasitisme dari "bisnis",
yang hanya ada untuk membuat keuntungan untuk kelas rekreasi.
Walau terkadang disebut memiliki kesamaan dengan pemikiran mazhab Historium pada akhir abad XIX di Jerman.
Veblen membuat karya-karyanya atas dasar pemikiran
terhadap keadaan yang sudah dialaminya dari sejak kecil, yang pada saat
itu menurutnya terjadi perbendaan
kepentingan antara leisure class/absentee owner dengan industriwan yang
meliputi kaum manager professional dan orang-orang yang ahli dalam dunia usaha.
Veblen melihat leisure class memiliki ciri-ciri kaum feodal tanggung, sehingga
mempunyai kecenderungan bersifat konsumtif, yang samasekali tidak sama dengan
sikap golongan ahli yang bekerja professional. Ada bebrapa karya yang dibuat
oleh Veblen terkait masalah diatas,
1. The Teory of Leisure Class (1899)
Dalam karya ini, Thorstein Veblen membahas tentang budaya Leisure Class "konsumsi berlebihan" untuk menggambarkan penggunaan sering boros dan tidak perlu sumber daya yang khas dari anggota terkaya suatu masyarakat. Veblen berpendapat bahwa nilai-nilai sosial orang kaya telah banyak menyumbang kurangnya budaya substantif dan menggunakan kekayaan dalam masyarakat kita. "Teori Kelas Kenyamanan" adalah klasik ekonomi dan sosiologi yang adalah sebagai relevan hari ini seperti ketika pertama kali ditulis.
Dalam karya ini, Thorstein Veblen membahas tentang budaya Leisure Class "konsumsi berlebihan" untuk menggambarkan penggunaan sering boros dan tidak perlu sumber daya yang khas dari anggota terkaya suatu masyarakat. Veblen berpendapat bahwa nilai-nilai sosial orang kaya telah banyak menyumbang kurangnya budaya substantif dan menggunakan kekayaan dalam masyarakat kita. "Teori Kelas Kenyamanan" adalah klasik ekonomi dan sosiologi yang adalah sebagai relevan hari ini seperti ketika pertama kali ditulis.
2. The theory
of the leisure class : an
economic study of institutiosion (1912)
Pemikrian Thourstein Veblen (1857-1929)
Dalam pemikiran Veblententang masalah-masalah Ekonomi,
terdapat dua pertimbangan dasar :
a.
Veblen menolak kebenaran dalam haluan
pandangan yang mendasari pola dan garis besar mazhab klasik.
b.
Veben menentang isi dan metodologi
analisis mazhab Neo-Klasik yang berkisar pada konsep pengertian faedah marginal
dan perilaku konsumtif.
Dalam
hal ini Veblen mempermasalahkan tentang pandangan mazhab klasik yang
seolah-olah kehidupan manusia telah diatur oleh hukum alam. Hal ini menurut
Veblen jika diabstraksikan terhadap perilaku manusia di bidang ekonomi, terlalu
sederhana. Salah satu dalil mazhab Klasik dan Neo-Klasik yang membuat Veblen geregetan adalah seakan-akan dalam
kegiatan ekonominya terdorong terutama oleh hasrat mengejar faedah secara
maksimal. Hal ini disebut oleh Veblen sebagai sikap kolonialisme.
Menurut Veblen, perilaku manusia dibidang ekonomi
tergantung pada keadaan sekitar pada zaman tertentu yang dipengaruhi oleh
kompleksitas citarasa dan pikiran, naluri dan nalar, perspektif dan persepsi
sekitar masalah ekonomi. Maksudnya disini, Veblen mengatakan bahwa inilah yang
sesungguhnya kegiatan ekonomi dipengaruhi oleh apa yang disebut instiusionalisme,
yaitu perilaku yang didorong oleh
serangkaian pertimbangan yang saat itu menurut masyarakat zaman tersebut sangat
lazim.
Lalu hubungannya dengan kelakuan kaum leisure terhadap
kapitalisme financial apa?, Veblen kemudian menjelaskan bahwa budaya
kapitalisme tercermin dalam sikap leisure class ini, yang cenderung berpola
konsumsitif. Dalam hal ini, Veblen menjelaskan melalui dua gagasan :
1.
Modal keuangan yang bertambah secara
komulatif
2.
Perkembangan teknologi yang ada memaksa
masyrakat dalam kecenderungan berfikir, keahlian professional, dan keterampilan
teknis.
Dalam
hal ini, kepentingan kaum Leisure sangat bertolak belakang dengan budaya
professional yang meminta sesorang untuk kreatif merakit atau menciptakan
sesuatu. Yang ada selama ini, kaum absentee owner hanya menggunakan barang
jadi. Sehingga atas dasar inilah pemikiran Veblen bahwa para golongan pemilik
modal secara tidak langsung menghambat dan membatasi volume produksi dengan
melemparkan barang ke dalam pasar dalam jumlah besar. Sedangkan dipihak lain investor barang modal
selalu bisa mengungguli investor lama (absentee owners) sehingga terjadi
pertentangan kepentingan seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Kebenaran
dalam alam pikirn mazhab Klasik dan Neo-Klasik yang juga ditolak oleh Veblen
adalah, mengenai suasana hidup masyrakat dan pola perkembangannya. Para
pengikut mazhab ini berpendapat bahwa antar kepentingan berbagai golongan dalam
tata susunan masyarakatdan adanya keserasian antara kepentingan individu dan
masyrakat. Veblen bependapat bahwa kepentingan masing-masing golongan berbeda.
Veblen menambahkan bahwa pada hakikatnya kepentingan dunia usaha bertentangan
dengan kepentingan kesejahteraan masyarakat menyeluruh. Menurut pemikiran Veblen, disaat teknologi
yang kian berkembang, kelompok dari golongan Leisure cenderung mengakumulasi
modal yang sesuai dengan nikmat yang akan diterima, sedangkan dalam golongan
industrial lebih cenderung menggunakan perkembangan teknologi sebagai bahan
untuk memperbaiki mutu produksi.
Veblen
berpendapat bahwa dalam iklim Institusional, disektar kapitalisme financial dan
budaya uang yang ada pada kaum leisure class, yaitu konsumsi dalam pola dan
tingkatan yang dipengaruhi oleh hasrat untuk menunjukkan suatu kedudukan yang
terpandang. Kecnderungan ini membawa pada kondisi dengan pola konsumtif.
Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa kajian Veblen lebih terarah pada permasalahan
ekonomi dan hubungannya dengan perkembangan masyarakat.
Kesimpulan
dan Interpretasi
Kesimpulan yang
dapat kita tarik dari pemikiran Thourstein Veblen, bahwa ada dua golongan yang
tercipta pada keadaan modern, yang pertama adalah golongan Industriwal yang
senantiasa selalu memperbaharui mutu produksinya, sedangkan untuk golongan
kedua, ialah golongan leisure class, yang dalam prinsipnya perkembangan teknologi
menjadi lahan untuk menambah keadaan dimana bisa menikmati fasilitas semudah
mungkin.
Setidaknya hal ini yang tengah terjadi di Indonesia,
potret masyarakat Leisure class. Jika dilihat dari perspektif sejarah, keadaan
ini seharusnya menjadi pelajaran bagi Negara agar tidak lagi membiarkan kedaan
seperti ini semakin buruk di masa
depan,mungkin dengan melirik hasil kreativitas anak bangsa sehingga Indonesia
di masa depan dapat menjadi golongan pertama, dimana golongan ini senantiasa
menjadikan perkembangan teknologi sebagai lahan memperbaharui dan meningktkan
hasil produksinya. Bukan sebagai bangsa yang konsumtif, seperti yang terjadi di
Indonesia saat ini.
Daftar
Pustaka
Djojohadikusumo,
Sartono.1994.Perkembangan Pemikir Ekonomi. Jakarta:LP3ES.
http://en.wikipedia.org/wiki/Thorstein_Veblen
http://en.wikipedia.org/wiki/Thorstein_Veblen
Karya Veblen : Veben, Thourstein.1899.the theory of leisure class.forgotten
books
Tidak ada komentar:
Posting Komentar